Selasa, 25 Agustus 2009

Taman Nasioanl Alas Purwo merupakan salah satu kompleks area perlindungan alam departemen kehutanan Jawa Timur sekaligus sebagai salah satu ikon wisata paling penting dan terkenal di kabupaten Banyuwangi. Alas purwo yang akrab dikenal sebagai “Semenanjung Blambangan” ini ditunjuk sebagai area pelestarian hutan berdasarkan surat kehutanan pada tahun 1992 dangan luas wilayah 43.420 hektar. Sebagai salah satu ikon wisata terkenal di Banyuwangi. Alas Purwo sangat potensial terutama di sektor SDA hayati dan ekosistemnya yang sangat bermanfaat untuk keperluan pendidikan, budaya dan rekreasi, penelitian serta pariwisata.
Fauna di Taman Nasional Alas Purwo terdiri dari banyak sekali jenis, yang didominasi oleh hutan bambu, selebihnya hutan bakau, mangrove, hutan pantai, hutan tanaman, padang pengembalaan dan vegetasi pohon yang terdiri dari rumput, jamur, semak dan liana. Sedangkan satwa yang terdapat di Alas Purwo adalah satwa - satwa yang langka, seperti mamalia, burung, reptile, banteng, kera abu-abu, rusa dan babi hutan. Panorama seeperti ini dapat mamberikan kesan tersendiri bagi para pecinta satwa liar dengan melakukan perjalanan kaki menelusuri Alas Purwo.
Di Alas Purwo terdapat tempat yang merupakan kompleks pengelolaan Taman Nasional Alas Purwo yang sangat produktif, yaitu :
a. Sadengan, yaitu padang pengembalaan buatan ( feeding ground ). Satwa - satwa yang ada di sini adalah banteng dan rusa. Untuk keperluan penelitian, di Sadengan terdapat menara pengamatan dimana kita bisa mengamati banteng - banteng yang sedang menggerumbul pada pagi hari antara pukul 6-9 atau 3-4 di sore hari.
b. Ngagelan, yaitu tempat penelitian telur penyu. Penyu - penyu yang mendarat untuk bertelur di sebagian pesisir Alas Purwo adalah spesies penyu abu-abu sisik, penyu belintik dan penyu hijau. Telur - telur penyu ini sengaja disimpan di tempat penelitian untuk melindunginya dari predator maupun pencurian sebelum akhirnya ketika sudah menetas menjadi tukik atau anak penyu, petugas Ngagelan biasanya melepaskan tukik - tukik itu ke laut pada sore hari. Pengunjung yang datang pun bissa ikut melepas tukik - tukik tersebut kelaut.
c. Trianggulasi, yaitu sebuah tempat dengan panorama alam pantai yang sangat indah. Formasi hutan di Trianggulasi adalah hutan bokem, pohon yang banyak terdapat di sini adalah pohon nyamplung. Di Trianggulasi terdapat pesanggrahan guest house, yaitu wisma penginapan untuk para tamu. Pantai Trianggulasi terkenal dengan keindahan sunsetnya, namun dengan keadaan ombak di pantai ini tidak cocok untuk olahraga surfing.
d. Pantai pancur, yaitu pantai pesisir putih yang indah. Pantai Pancur terletak 3 km dari sebelah timur pantai Trianggulasi sekaligus pintu masuk dengan jalan darat menuju Pantai Plengkung. Fasilitas yang tersedia di Pancur meliputi mushola dan camping ground bagi para pecinta alam. Satu lokasi dengan Pantai Pancur, terdapat pula beberapa lokasi goa, ada 2 jenis goa di Taman Nasional Alas Purwo yaitu goa alam dan buatan. Goa - goa yang terdapat di sini adalah : Goa istana, Padepokan, Mangleng, Mayakora.
e. Pura Luhur Giri Salaka, yaitu sebuah pura Hindu peninggalan sejarah yang berlokasi di pintu masuk menuju Trianggulasi. Di pura inilah biasanya umat Hindu dari berbagai wilayah di sekitar Alas Purwo termasuk Bali melaksanakan upacara Pagerwesi yang diadakan setiap 210 hari sekali. Dalam acara khas Hindu ini diambil air suci 3 sumber, yaitu dari Kucur, Pancur dan air laut yang harus diarak dari tempat pengambilan air hingga ke pura.
f. Pantai Plengkung, adalah pantai yang terkenal sebagai 5 besar ombak terbaik di dunia dan sudah 4 kali menjadi tuan rumah event internasional. Plengkung yang lebih dikenal dengan sebutan G-LAND ini berjarak 8,3 km sebelah selatan Pancur yang dapat ditempuh dengan 2 jam berjalan kaki atau ½ jam angkutan namun jumlah angkutan yang boleh masuk ke Plengkung sangat dibatasi, itupun hanya angkutan yang disediakan oleh pengelola saja. Di Plengkung terdapat pengusaha wana wisata alam yang menyadiakan fasilitas penginapan surf camp beserta sarana surfing. G-LAND yang terkenal sebagai surga bagi para peselancar ini selalu dapat membuat para perselancar dunia ketagihan dengan sensasi ombaknya, sehingga mereka kembali datang pada tahun - tahun berikutnya.
g. Hutan bakau atau Segoro Bedul, di tempat ini adalah komunitas mangrove terluas di Jawa Timur, pada saat tertentu dapat dijumpai burung - burung migran dari Australia tempat yang berlokasi 9,1 km sebelah barat dari pos Rowo Bendo ini sangat cocok untuk olahraga ski, dayung dan renang. Segoro anak ini memiliki ukuran panjang 18,8 km dan luas 400 m.